Wednesday, July 16, 2008

Sampah

Suatu waktu seorang siswi smp sedang bertingkah tidak sopan kepada gurunya, dilain waktu ditempat yang berbeda seorang siswi smp diceritakan tengah menjalin asmara dengan gurunya. Lain waktu lain cerita, jejalan budaya barat, kelas-kelas borjuis dengan kelas bawah disandingkan (lalu yang terakhir disebut diinjak-injak) tak puasnya dipertontonkan ke masyarakat. Bak alat produksi pabrik, 24 jam kali 7 hari. Sampah.

Budaya sampah, cerita-cerita sampah, nilai-nilai sampah dan moral sampah dilebur menjadi satu menjadi mesin-mesin sampah, mereka sebut sinetron. Sampah. Mesin-mesin sampah hanya akan menghasilkan produk-produk sampah atau dengan kata lain generasi sampah. Lihat tingkah laku generasi sampah sekarang, tingkah laku, pemikiran, gaya hidup dan moral semuanya sampah. Lantas apa yang bangsa ini bisa harapkan dari generasi sampah? Masa depan yang cerah dengan budaya sampah? atau masa depan yang cerah dengan moral sampah?. Buang semua mimpi-mimpi sekaligus pemimpinya itu ke tempat sampah!, ya karena memang itu tempatnya.

Dan tidak akan habis produk-produk sampah jikalau mesinnya tetap berproduksi. Lantas alasan apalagi yang menahan kita untuk berkata tidak pada mesin sampah?! Katakan tidak pada sinetron-sinetron yang hanya mempertontonkan nilai-nilai sampah! Terasa emosional? Enggak. Gw sebut ini ketegasan. Tidak ada toleransi bagi mesin perusak moral dan tidak ada tempat bagi penyebar nilai-nilai sampah. Entah chemistry apa yang membuat sel-sel otak ini ketika menulis tulisan ini langsung mengingatkan sebuah tembang milik Iwan Fals dengan judul "Bung Hatta". Mungkin karena gw ngerasa Bung Hatta adalah salah satu prototype anak bangsa yang seharusnya, ya mungkin. Sekali lagi katakan tidak pada mesin-mesin sampah!. Wallahuallam.

---

Bung Hatta

Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu-satunya yang tersisa
Proklamator tercinta...
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia...

Reff :

Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi...
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu...

Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas... jiwa sederhanamu
Bernisan bangga, berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu...

Oleh : Iwan Fals

10 comments:

Anonymous said...

bang, ini tulisan lw, gw dukung 100%, masa tiap ari dijejelin sampah,.udah gitu kebanyakan kalo abiz nonton, pada cerita lagi tentang sampah2 itu...

wah kacau deh...

Anonymous said...

upz lupa ngasi identitas..haha

Anonymous said...

makanya dukung 1 hari tanpa TV, setidaknya mengurangi dampak dari kebusukan sampah tersebut.

bukan, ini bukan bagian dari kampanye politik menyongsong pemilu 2009. :D

Anonymous said...

Sampah Sinetron memang mengoori pemikiran kita secara halus tanpa kita sadari.

Ayo kita buat gerakan anti sinetron sampah!

yan paristama said...

untung gwa dah jarang nonton tipi yah bang.... kerja terus lay................

wakakak... sorry bang klo comentnya meng "sampah" i.. wakaka... bang ... bang.. bang....yang ntuh bang gimana bang?? jadi di sasono budoyo tmii, atau attin??? wakaka kabooooooooooooooor

Anonymous said...

[yan paristama]

menyampahi, bukan meng-sampah-i... Ah, pegimanah bahasa indo lw..

hdytsgt said...

to mizcleaneuz, waterbomm, Anonymous :
Siip

to yan parishilton :
Menyampahi, bukan meng-sampah-i... ketauan kebanyakan nonton sinetron =D

to walk on by :
Pasti disana lagi berisik gara2 banyak bocah2 teriak2 maen gem onlen =D

fajar siddieq said...

bagaimana kalau sampah2 itu kita daur ulang kan bisa jadi lebih bermanfaat tuh yat ?
udah nonton "Denias" belom ??

hdytsgt said...

to fajar siddieq :
Klo di daur ulang bisa jadi lebih bermanfaat boleh juga bang, jadi siap ngedaur ulang nih bang?

Unknown said...

Gw gag pernah dikasi tau apdet an lw lagih yat.. Huuuhuuuuhu...

But, Agree with your opinion at this posting.'

So, kapan lw bikin pelm?? :-D