Monday, January 21, 2008

Ketika hati penuh dengan kekosongan.
Pun disemua sudut-sudutnya tak lagi lengang.
Penuh tapi kosong.
Berisi namun hampa.

Ketika perlintasan jalan tak lagi ada petunjuk.
Kedua belah tangan gopoh-gapah mencari pegangan.
Semuanya gelap.
Hitam pekat sejauh mata memandang.

Di ujung lorong sana kulihat sinar yang terang.
Kucoba hampiri setapak demi setapak.
Entah berapa lubang yang tak kulihat sedang menanti.
Terang namun teramat jauh, serasa tak berujung.

Hati, mengapa kau selalu penuh dengan kekosongan?
Dan kau jiwa, mengapa tak juga kau bangkit?
Kau Kepribadian, ya kau, dimana lagi kau mengumpat?
Allahu ma'i, Allahu naadhiri, Allahu syahidi!

4 comments:

rianPrasetiadi said...

gak paham gue... ^_^!

mo3lyana said...

maksudnya apaan yat??? :-/

Anonymous said...

hidup adalah keberanian "keberanian menghadapi tanda tanya tanpa bisa mengerti, tanpa bisa mengelak" terimalah dan hadapilah!!!!
Tahu kah kamu kekosongan ini bukan tanpa sebab...?

...GERAKAN BUNGKAM HATI... ( Be Rasional dengan harapan yang ada......" dan langit yang menaungiku masih juga enngan menenggokku.. cuma panasnya hujan yang menyapa rutinitas jiwa tanpa hati...)

NB: Menangislah karena menangis itu bukan hanya milik wanita...

hdytsgt said...

to rianPrasetiadi & Mo3lyana :
=)

to Not_Null :
"..jiwa tanpa hati.." wah yang ini dalem nih bang. Tengkiu bang.